Confession of A Friend

Beberapa hari yang lalu aku merasakan hal aneh, sesuatu yang kerap mengganggu pikiranku dan membuat tidurku tak nyenyak. Aku kerap memimpikannya, seseorang yang tak seharusnya aku impikan. Aku pun bertanya-tanya apa yang terjadi dalam diriku, mengapa aku seperti ini dan kenapa baru sekarang. Padahal aku sudah cukup lama mengenalnya dan sebelumnya aku sama sekali tidak pernah merasakan hal ini. Tetapi hal ini datang begitu saja secara tiba-tiba.
Sebelumnya aku memang menganggap dia sebagai teman terbaikku. Hari demi hari aku jalani bersamanya, semakin menyadarkan aku betapa berharganya ia bagiku. Aku sadar, bahwa aku tak dapat memilikinya karena dia sudah memilih laki-laki lain. Aku pun ikut merasa bahagia apabila ia bahagia. Namun pada kenyataannya, selama ini aku sangat sedih melihat ia diperlakukan tak pantas oleh laki-laki itu. Aku pun sadar bahwa aku ini hanyalah temannya, hanya teman biasa dan aku pun tak dapat berbuat banyak. Tetapi aku rasa, akan lebih baik jika aku dapat melindunginya sendiri daripada aku harus melihat ia selalu disakiti seperti ini.
Aku pun memberanikan diriku untuk membuat suatu pengakuan kepadanya. Aku mengutarakan perasaanku kepadanya dan aku meminta agar ia mau menjadi milikku. Aku berkata bahwa aku sudah lama menyimpan perasaan ini, dan aku sudah tak tahan lagi melihatnya disakiti oleh laki-laki itu. Aku  mengutarakan setiap perasaan yang aku miliki kepadanya. Meskipun demikian, dia berkata bahwa memiliki aku sebagai temannya adalah hal terbaik dalam hidupnya. Dan dia tak ingin merubah hal itu, dia tak ingin kehilangan teman terbaik dalam hidupnya. Dari ucapannya pun tersirat bahwa ia menolak cintaku, dan ini sangat membuatku merasa sakit sekali karena aku harus tetap menyimpan perasaan bahwa aku sangat mencintainya.

0 comments:

Posting Komentar