Tugas 11 ISD


Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentrisme
A. Menjelaskan Perbedaan Kepentingan
Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.
Individu juga mengandung arti, bahwa tidak ada 2 orang yang sama persis dalam aspek” probadinya, baik jasmani maupun rohani.

Contoh perbedaan kepentingan antara lain:
Ø  1. kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang
Ø  2. kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
Ø  3. kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
Ø  4. kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
Ø  5. kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain
Ø  6. kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelompoknya
Ø  7. kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
Ø  8. kepentingan individu untuk memperoleh kemerdakaan diri

Dari hal” diatas inilah yang sering terjadi pada diri /individu manusia, secara sadar and tidak sadar. yang dapat melahirkan kondisi disintegrasi atau konflik.

B. Menjelaskan Tentang Diskriminasi dan Etnosentrisme
a. Diskriminasi
Diskriminasi adalah perlakuan terhadap orang atau kelompok yang didasarkan pada golongan atau kategori tertentu. Sementara itu dalam pengertian lain
 diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan didasarkan pada gender,ras, agama,umur, atau karakteritik yang lain. Dari kedua definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa inti dari diskriminasi adalah perlakuan berbeda. Sedangkan pengertian diskriminasi terhadap penyandang cacat atau difabel lebih didasarkan pada kondisi fisik atau kecacatan yang disandangnya. Masyarakat selama ini memperlakukan para difabel secara berbeda lebih didasarkan pada asumsi atau prasangka bahwa dengan kondisi difabel yang kita miliki, kita dianggap tidak mampu melakukan aktifitas sebagaimana orang lain pada umumnya. Perlakuan diskriminasi semacam ini dapat dilihat secara jelas dalam bidang lapangan pekerjaan. Para penyedia lapangan pekerjaan kebanyakan enggan untuk menerima seorang penyandang cacat sebagai karyawan. Mereka berasumsi bahwa seorang penyandang cacat tidak akan mampu melakukan pekerjaan seefektif seperti karyawan lain yang bukan difabel. Sehingga bagi para penyedia lapangan kerja, mempekerjakan para difabel sama artinya dengan mendorong perusahaan dalam jurang kebangkrutan karena harus menyediakan beberapa alat bantu bagi kemudahan para difabel dalam melakukan aktifitasnya.
b.Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

Sumber :

Studi Kasus :

Buruh Wanita Kecam Penindasan & Diskriminasi
Ratusan buruh perempuan memukuli kaleng rombeng dalam aksi buruh sedunia.
Aksi peringatan hari buruh sedunia di Bandung semakin marak dengan kehadiran kelompok buruh perempuan yang turut bergabung dengan elemen lain di depan Gedung Sate.

Ratusan buruh perempuan yang menamakan diri sebagai Komite Persiapan Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia, baru saja tiba di Gedung Sate setelah melakukan long march dari arah Jl. WR Supratman.
Mereka semua memakai masker bergambar mulut bergincu dan melakukan aksi teatrikal sambil memukul-mukulkan kaleng rombeng.

Namun, kelompok ini memiliki tuntutan yang sedikit berbeda dengan kelompok lain, yakni agar perusahaan tidak menerapkan diskriminasi antara buruh perempuan dan buruh laki-laki.

Menurut koordinator aksi Dian Septi Trisnanti, selama ini buruh perempuan mengalami dua macam penindasan di tempat kerja yaitu penindasan dari sisi budaya patriarki serta penindasan dari budaya militer yang diterapkan di banyak pabrik.

"Sebanyak 99 persen buruh perempuan adalah buruh kontrak dan borongan. Perusahaan-perusahaan menindas buruh perempuan karena menganggap mereka lemah," kata Dian kepada VIVAnews, di sela-sela aksi di Gedung Sate, Sabtu 1 Mei 2010. 

Berbagai diskriminasi kepada buruh perempuan menjadi hal yang jamak dijumpai. Mulai dari standar upah yang lebih rendah dari upah buruh laki-laki, tiadanya tunjangan pasangon, seperti yang diterima buruh laki-laki, hingga skors dalam bentuk kerja lembur tanpa dibayar bila tak memenuhi target kerja, yang ditetapkan secara sewenang-wenang oleh perusahaan.

Bahkan, kata Dian, yang terjadi baru-baru ini, beberapa buruh perempuan di sebuah pabrik di bilangan Cakung Jakarta Timur banyak yang mengalami keguguran gara-gara tidak diperbolehkan mengambil cuti hamil yang seharusnya sudah menjadi hak mereka. Perusahaan itu juga tak memberi uang pengganti bagi cuti tersebut.

Oleh karenanya, Dian mengimbau agar buruh perempuan berorganisasi dan bersatu seperti kelompok buruh lainnya. "Karena kami sudah tidak bisa percaya lagi dengan janji-janji partai politik," kata Dian.

Opini :
menurut saya seharusnya hal tersebut tidak terjadi. karena kita tidak boleh mendiskriminasi seseorang hanya dikarenakan status mereka yang hanya sebagai buruh kerja. harusnya mereka mendapat perlakuan layaknya seorang manusia yang sederajat.