ORGANISASI NIRLABA (MUSEUM)


BAB I
PENDAHULUAN
                Sejarah merupakan salah satu aspek kehidupan yang tidak dapat dilupakan. Karena tanpa sejarah kita tidak akan mampu untuk menjalani kehidupan kedepannya. Sejarah sangat penting karena dengan mempelajari sejarah kita dapat mengetahui kejadian yang terjadi sebelumnya sehingga dapat menjadikan suatu pelajaran untuk mempertahankan sesuatu yang telah kita dapatkan sekarang.  Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah.  Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan.
Jika kita membahas sejarah tentu kita akan langsung berfikir mengenai kejadian / sesuatu yang ada dahulu kala. Disini saya akan membahas tentang Museum, karena museum merupakan tempat untuk menyimpan barang-barang / peninggalan terdahulu.  Museum termasuk salah satu organisasi nirlaba atau non laba. Tujuan dibentuknya museum adalah untuk melayani masyarakat yang ingin mengetahui  dan mempelajari sejarah yang ada di masing masing negara.

BAB II
ISI
                Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nirlaba dengan organisasi lainnya (laba). Dalam hal kepemilikan, tidak jelas siapa sesungguhnya ’pemilik’ organisasi nirlaba, apakah anggota, klien, atau donatur. Pada organisasi laba, pemilik jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya. Dalam hal donatur, organisasi nirlaba membutuhkannya sebagai sumber pendanaan. Berbeda dengan organisasi laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan usahanya. Dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi laba telah jelas siapa yang menjadi Dewan Komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur Pelaksana. Sedangkan pada organisasi nirlaba, hal ini tidak mudah dilakukan. Anggota Dewan Komisaris bukanlah ’pemilik’ organisasi.


MUSEUM
Museum, berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums disingkat ICOM, adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Karena itu ia bisa menjadi bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan.
Museum adalah sebuah bangunan atau ruangan dalam sebuah bangunan penting yang di kepalai oleh seseorang yang fungsinya untuk pemeliharaan dan atau memamerkan koleksi – koleksinya. Museum sering dianggap sebagai wahana edukasi bagi anak – anak atau pun orang dewasa, tetapi museum juga dapat menjadi wahana hiburan yang tentunya mendidik. Sesuai dengan pengertian lain dari museum, bahwa museum adalah suatu hal yang permanent dan bersifat mendidik, intitusi nonprofit dengan koleksi – koleksi terkatalog dalam bentuk seni, ilmiah, atau sejarah disajikan di pemeran terbuka untuk umum.
Keberadaan museum untuk tujuan pendidikan, inspirasi, dan estetika untuk semua orang; perkembangan individu; dan berkerjasama dengan agen  – agen pendidikan umum yang lain. Jadi keberadaan museum ini bukan berarti hanya untuk hiburan, menguntungkan secara komersial, kepusaan secara personal pada para pekerjanya atau sponsor, mencari perhatian sendiri terhadap suatu kelompok, nostalgia bagi kota  – kota terkenal, untuk melayani hobi yang suka beberapa hal, untuk promosi turisme atau apapun  yang bersifat nonkependidikan. Koleksi  – koleksi yang diperoleh untuk pendidikan diperlukan adanya penelitian dan membutuhkan beberapa buku  – buku referensi dan ruang belajar.

PROGRAM PROGRAM
1.       Melakukan kajian-kajian dan diskusi publik tentang peran museum terhadap masyarakat serta masalah benda cagar budaya dan kesejarahan.
2.       Melakukan sosialisasi tentang museum ketingkatan Pelajar SMP dan SMA.
3.       Melakukan kompetisi penulisan karya ilmiah tentang permuseuman.
4.       Melakuakan lomba essay tentang kondisi benda cagar budaya dan kesejarahan tingkat pelajar se-sulawesi tengah.
5.       Melakukan seminar tentang benda cagar budaya dan sejarah lokal.
6.       Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan museum sulawesi tengah.
7.       Melakukan kemah bakti sosial di situs-situs kepurbakalaan.
8.       Melakuakan studi banding antara museum sulawesi tengah museum di daerah lain.
9.       Melakukan penelitian pengembangan museum.

STRUKTUR KEPENGURUSAN MUSEUM
- Ketua Umum
- Wakil Ketua
- Sekretaris
- Bendahara
- Bidang Data dan Kesekretariatan
- Bidang Penelitian dan Pengembangan
- Bidang Hubungan Masyarakat
- Bidang Partisipasi Pelestarian Benda Cagar Budaya
- Bidang Usaha dan Dana

BAB III
PEMBAHASAN
                Dari isi diatas dapat kita simpulkan bahwa museum merupakan salah satu tempat yang harus kita jaga kelestariannya. Salah satu museum yang kurang terawat adalah museum Radya Pustaka Surakarta. Museum ini banyak mengalami kehilangan barang barang peninggalan penting seperti ,  pemberian Napoleon Bonaparte berupa organ serta vas bunga berbentuk keramik pada abad VIII dan buku yang berjudul Bharata Kakawin karangan Mpu Sedah tahun 1157.
Museum ini terbengkalai karna kurangnya perhatian pemerintah.  Dana bantuan Pemkot Solo hanya Rp 25 juta per tahun serta minimnya pemasukan dari pengunjung yang datang. Museum Radya Pustaka yang kali pertama didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada masa keemasan Keraton Kasunanan Surakarta yang saat itu dipimpin Paku Buwono IX merupakan museum pertama di Indonesia.
Menurut saya minimnya pengunjung ke museum disebabkan oleh tempat tempat hiburan yang lebih menarik seperti mal dan tempat wahana permainan. Oleh karena itu marilah kita berkunjung ke museum atau tempat tempat bersejarah lainnya dalam mengisi liburan.