Tugas 10 ISD

Agama dan Masyarakat
A . Fungsi Agama
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan di bawah:
1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
2. Menjawab berbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat  menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
3. Memberi rasa kebersamaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
4. Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat. Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.

B. Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.
Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah. Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.


Studi Kasus :
Kritisasi Terhadap Pelembagaan Idiom-Idiom Religi dalam Menjawab Ketakutan Personal
Latar belakang pengalaman pribadi yang  langsung mengalami konflik-konflik di luar diri saya mengenai pelembagaan  agama terhadap idiom-idiom Kristiani, bercampur dengan pengalaman intelektualitas saya menciptakan ide-ide tentang pemahaman personal saya tentang memaknai idiom-idiom Kristiani. Ide tentang pemahaman personal ini perlu saya komunikasikan, perlu saya ekspresikan, karena hasil pergulatan ini saya yakini sebagai suatu kebutuhan saya dalam berkomunikasi dengan orang lain melalui medium berkomunikasi visual.
Komunikasi dalam pengertian saya  memiliki peranan yang penting dalam terjadinya suatu perubahan. Saya merindukan adanya perubahan yang terjadi dalam cara orang menginterpretasikan  pengalaman spiritualnya berkaitan dengan masalah ketakutan dan tidak hanya bergantung pada lembaga agama dalam menginterpretasikan idiom-idiom Kristiani. Kerinduan saya akan perubahan ini saya ekspresikan dalam karya seni sebagai jalur yang subtil dalam menyentuh ranah perenungan seseorang. Ide ini saya sampaikan dengan merepresentasikannya dalam jalur estetik  yang memiliki substansi, pesan yang saya usung dalam kekaryaan saya, sehingga fungsi seni untuk berkomunikasi dapat berjalan.

Opini dan Saran :
Menurut saya, sebagai warga negara kita diberi kebebasan untuk memilih agama sesuai dengan keyakinan kita. Jadi sebaiknya masyarakat diberi kebebasan dan harus saling menghargai keyakinan seseorang. Kita tidak boleh membeda bedakan seseorang hanya karena status agama yang berbeda.

0 comments:

Posting Komentar